MAN 2 Sleman – Untuk memotivasi siswa dalam penerapan ilmu pengetahuan di madrasah, siswa difabel MAN 2 Sleman turut mengikuti kegiatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Lumbung Mataraman dan Museum Kars pada hari Selasa (17/9/2024). Seluruh siswa difabel kelas X yang sejumlah lima orang tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam mengikuti kegiatan tersebut, siswa difabel netra digandeng dengan teman-teman nondifabel, serta didampingi oleh guru. Saat mengikuti kegiatan jemparingan, mereka juga turut mempraktikkannya dengan dilatih oleh pemandu.
Jemparingan merupakan salah satu olahraga panahan yang berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Cara memanah harus dalam keadaan duduk. Bagi pemanah laki-laki duduk bersila, sedangkan perempuan dapat duduk bersila atau simpuh.
Vivi, siswa difabel netra, mengungkapkan rasa senangnya dapat mencoba praktik memanah. Ia diajarkan mulai dari cara memegang hingga sampai menarik anak panah dengan kuat.
“Siswa difabel memang harus ikut dalam kegiatan ini supaya mereka juga tahu tentang budaya di sini, sekaligus dapat mempraktikkannya secara langsung. Mereka juga akan mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sebelumnya belum pernah mereka dapatkan,” ujar Sari Dwi Hartiwi, S.S., selaku pendamping kegiatan sekaligus Tim ULD.
Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd., selaku Kepala MAN 2 Sleman, menyampaikan bahwa komitmen kita terhadap madrasah inklusi juga kita terapkan dalam kegiatan ini, sehingga seluruh siswa difabel maupun nondifabel juga mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini juga akan melatih siswa lainnya untuk meningkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap teman difabelnya.” (SARIDH)
MAN 2 SLEMAN © PORTAL MADRASAH